Saturday, August 8, 2009

VEGETARIAN


Meningkatkan Kesehatan Fisik & Spiritual dengan Konsumsi Makanan Vegetarian dan Satwika

Hasil penelitian membuktikan 80% - 90% penduduknya sehat dan terhindar dari penyakit berbahaya karena sejak lama mereka menjalankan pola makan vegetarian. Menurut Hendry perkumpulan ahli gizi mulai merubah pola hidup empat sehat dengan komposisi padi-padian, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan. Susu tidak lagi penting untuk manusia karena komposisi zat gizi pada susu telah digantikan pada kacang-kacangan. Sedangkan, kebutuhan lemak dalam tubuh teláh digantikan dengan konsumsi kacang-kacangan. Menurut dia, kandungan lemak dan kacang kacangan bahkan memberi efek lebih baik karena lemak nabati merupakan lemak tak jenuh. Demikian juga dengan kebutuhan protein. Kedelai sebagai sumber protein akan menggantikan asupan protein yang biasanya didapat dapat telur ataü susu. Dia menambah kandari hasil penelitian ahli gizi membuktikan bahwa konsumsi daging dan susu dalam jangka waktu lama akan berpotensi untuk merusak organ tubuh dan menyebabkan penyakit jantung koroner.
Keunggulan makanan vegetarian berkaitan dengan persenyawaan yang dikandungnya, khususnya senyawa senyawa bioaktif yang mempunyai efek kesehatan, dan dikenal sebagai fitokimia. Menurut Prof. Bernhard Watzi dari Institute of Nutritional Physiology (FRCN) Karishure Jerman, fitokimia terdiri dari karotenold, filosteral, saponin, polifenol, protease Inhibitors, monoterpen, dan fitoestrogen sulfida. Fitokimia memberikan aroma khas, rasa dan warna tertentu pada tanaman. Uraian tentang senyawa-senyawa fitokimia tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:
a) Karotenold, Karotenold mempunyai warna kuning sampai merah yang memberikan warna tertentu pada buah-buahan dan sayur-sayuran, misalnya pada tomat, wortel, cabai, bayam, dan kangkung. Persenyawaan ini terdiri dari lycopen, alfa dan beta karoten, xanthofll, lutein, zeaxanthin dan kriptoxanthin. Khasiat utama karotenold àdalah sebagai antioksidan.
b) Fitosterol, Fitosterol yang utama adalah beta-altosterol, stigmasterol dan campe-sterol. Fitosterol berperan menghambat penyerapan kolesterol, sehingga dapat menurunkan penyerapan kolesterol total. Sumber utama fitosterol adalah biji-bijian dan minyak nabati.
c) Saponin, Saponin memberikan rasa pahit pada bahan pangan nabati. Sumber utama saponin adalah biji bijian, khususnya kedele. Saponin dapat menghambat pertumbuhan kanker kolon dan membantu kadar kolesterol menjadi normal.
d) Polifenol, Polifenol adalah asam fenolik dan flavonold. Palifenol banyak ditemukan dalam buah-buahan, sayuran serta biji-bijian. Rata-rata manusia bisa mengkonsumsi polifenol dalam seharinya sampai 23 mg. Khasiat dari polifenol adalah antimikroba dan menurunkan kadar gula darah.
e) Fitoestrogen, Fitoestrogen terdiri dari Isoflavon dan Iignin. Fitoestrogen banyak terdapat pada biji-bijian dan kacang-kacangan, khususnya kedelai. Fitoestrogen dapat menghambat kanker payudara dan diduga dapat menunda masa menopause pada wanita.
f) Sulfida, Sulfida lebih identik dengan senyawa sulfur pada bawang putih. Selain pada bawang putih, sulfida juga terdapat pada bawang merah. Sulfida dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
g) Monoterpen, Monoterpen merupakan senyawa volatif yang terdapat pada tanaman. Monoterpen yang terkenal adalah menthol (peppermint), carvon dan Ilmonen. Monoterpen dapat menghambat pertumbuhan kanker, khususnya payudara.
h) Protease Inhibitor, Protease Inhibitor yang banyak diteruman adalah sejenis tripsin Inhibitor. Sumber utama proteade Inhibitor adalah kacang--kacangan khususnya kedele. Protease Inhibitor juga berkhasiat sebagai antikanker.

Makanan Satwika
Makanan Satwika tidak hanya berarti makanan yang dikonsumsi lewat mulut saja, tetapi juga udara bersih yang dihirup lewat hidung, pemandangan indah yang ditatap lewat mata, suara suci yang didengar lewat telinga, dan objek suci yang disentuh lewat kulit dan tangan. Semua objek Indera tersebut, tempat, dan waktu sangat berpengaruh terhadap keseimbangan mental, ketenangan hati, dan kesederhanaan pikiran dan prilaku kita. Karena itu, semua alat-alat Indera tempat masuknya rangsangan mesti dikendalikan. Tanpa pengendalian, manusia akan jatuh ke taraf binatang. Semua itu harus dibiasakan, bukan sekedar bisa, karena semua orang memang bisa mengendalikan nafsunya, namun tidak jarang hanya sesaat.

Hippocrates, filosof Yunani yang hidup sekitar tahun 500 SM menyerukan, “Let food be your medicine and medicine be your food!”. Para filosof kuno di Asia Timur juga menyebutkan makanan dan obat sesungguhnya memiliki sumber yang sama. Atas dasar itu, sudah seharusnya manusia mengkonsumsi makanan yang menyehatkan fisik dan psikisnya, seperti makanan yang kaya akan vitamin, mineral, fitokimia, serta senyawa-senyawa bukan gizi (non nutritives) dan faktor-faktor penopang kesehatan lainnya.

Makanan satwika bebas dari unsur kekerasan dalam proses penyediaan dan pengolahannya, karena itu hanya mencakup makanan non-daging. Namun tidak semua makanan nabati (vegetarian) tergolong makanan satwika, karena makanan nabati pun ada memuat sifat rajasika dan tamasika. Makanan yang segar, kelapa, lalapan, umbi-umbian adalah makanan satwika. Tepung, susu, dan kacang-kacangan juga satwika. Seluruh makanan yang membuat tubuh dan pikiran menjadi sehat secara fisik dan psikis adalah makanan satwika. Kedelai, sebagai contoh, adalah makanan sattwika yang sangat kaya akan fitokimia. Bahan tersebut merupakan sumber protein, kalsium, serat, tiamin, riboflavin, niasin, asam folat, seng, magnesium, dan fosfat. Selain itu, kedele juga mengandung isoflavon, khususnya genistein, yang bersifat antioksidan dan anti-tumor kuat. Sekarang ini senyawa tersebut digunakan untuk pencegahan dan penanganan kanker payudara dan prostat. Kedele juga mengandung lesitin, yang memiliki sifat emulsif terhadap lemak, sehingga mampu menormalisasi kadar lemak dalam darah dan mengakibatkan kondisi badan menjadi lebih segar. Pada akhirnya, mengkonsumsi makanan satwika sangat penting untuk pemurnian pikiran dan penyembuhan tubuh, serta menyeimbangkan unsur api, air, dan udara (tridosha) di dalam tubuh kita. Namun, orang sekarang cenderung doyan akan makanan rajasika dan tamasika, yang menyebabkan munculnya generasi yang agresif, seperti makanan terlalu pedas, terlalu panas/ dingin, berlemak, gorengan, makanan cepat saji, dan makanan yang berisi zat-zat aditif yang menyebabkan kenikmatan berlebih.
Menurut konsepsi “pasuk-wetu” di Bali, apa yang akan keluar (tingkah laku) tergantung pada apa yang masuk (konsumsi). Karena itu, agar kita sehat fisik dan spiritual, maka semestinya menjalani pola hidup dan pola makan yang sehat, yang secara umum akan membangkitkan sifat-sifat satwika di dalam diri kita. Makanan yang akan membangkitkan karakter satwika adalah makanan yang juga memiliki sifat satwika, seperti makanan segar, bebas kolesterol, bebas pestisida, bebas bahan-bahan aditif yang berbahaya dan beracun, tidak menyebabkan ketagihan, bebas dan perilaku penyiksaan, dan diolah dalam suasana yang menyehatkan, baik sifik maupun spiritual

No comments:

Post a Comment